Ekspor Produk Minyak Nabati & Hewani ke Iran

1. Kode HS.

Kode HS untuk minyak nabati dan hewani (edible oils)  termasuk pada Bab 15 Animal, vegetable or microbial fats and oils and their cleavage products; prepared edible fats; animal or vegetable waxes.

Kode HS ini berlaku untuk seluruh anggota World Customs Organization atau sebagai referensi yang dipergunakan pada perdagangan internasional.

2. Undang-Undang.

2.1 Undang-undang Peraturan Ekspor-Impor

Export-Import Regulations Act.

Undang-undang mengenai ekspor dan impor barang termasuk jasa pengiriman terkait eksportir dan importir. Barang yang dapat diekspor dan diimpor diklasifikasikan ke dalam tiga kategori berikut:

• Barang yang diizinkan: dengan memperhatikan kriteria yang relevan, ekspor atau impor barang tersebut tidak memerlukan lisensi.
• Barang bersyarat: ekspor atau impor barang-barang ini dimungkinkan dengan memperoleh lisensi
• Barang-barang terlarang: ekspor atau impor barang-barang ini (pembelian, penjualan atau konsumsi) dilarang di bawah syariat Islam dan atau oleh hukum.

Undang-undang ini antara lain mengatur:

• Importir, baik pemerintah maupun bukan, harus merujuk secara eksklusif ke Kementerian Perdagangan, untuk mendapat izin (lisensi) impor dan pendaftaran impor (pesanan).
• Semua produk impor tunduk pada pendaftaran pesanan dan perizinan impor dari Kementerian Perdagangan, dengan memperhatikan ketentuan lain yang relevan.
• Izin impor juga berlaku sebagai clearence dan tidak dipersyaratkan perizinan lainnya.
• Dalam kasus di mana standar produk wajib telah ditetapkan untuk impor dan diumumkan melalui Kementerian Perdagangan, serta dalam kasus standar lainnya, importir harus diminta untuk menegaskannya dalam kontrak pembelian dan kertas pendaftaran impor, dan untuk menginstruksikan pemasok untuk memastikan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan standar yang ditentukan.

Informasi selengkapnya dapat dilihat disini.

2.2 Undang-undang tentang Bahan Makanan, Minuman, Kosmetik, dan produk higienis.

Kepabeanan bahan makanan, kosmetik dan bahan sanitasi memerlukan izin impor yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran. Memperoleh lisensi ini harus menunjukkan keamanan bahan atau produk terkait serta kepatuhan terhadap standar wajib yang terkait oleh importir dan penerbitan lisensi tunduk pada pendaftaran produsen dan produk di Kementerian.

3. Regulasi.

Minyak Nabati dan hewani termasuk dalam kelompok bahan makanan, oleh karena itu termasuk dalam regulasi bahwa produk makanan, produk higienis dan kosmetik yang diimpor untuk tujuan komersial atau promosi memerlukan lisensi impor dari Departemen Kesehatan, Pengobatan dan Pendidikan Kedokteran (Ministry of Health, Treatment and Medical Education) untuk proses clearance. Untuk memperoleh lisensi tersebut, importir wajib menyerahkan produk kepada Kementerian Kesehatan dan mengidentifikasi zat yang ditambahkan pada produk untuk pengawetannya.

Food and Drug Administration (FDA) dari Departemen Kesehatan yang bertanggung jawab untuk pengendalian dan pengawasan produksi, penerbitan sertifikat kesehatan untuk makanan, minuman, kosmetik dan higienis pada produksi lokal dan impor. Formulir aplikasi untuk tinjauan teknis & higienis dapat diakses disini.

Selain itu, untuk produk makanan dan minuman perlu adanya sertifikat halal dari badan standar Iran (INSO) yang merujuk pada standar ISIRI 12000, Halal Food - General Guidelines.

3.1 Label

Berdasarkan market entry handbook Iran, label untuk produk makanan dan minuman harus ditulis dalam bahasa Persia. Ada sejumlah persyaratan pelabelan untuk bahan makanan di Iran yang harus diikuti, rincian yang diperlukan tercantum adalah:

• Nama produk dan merek/merek dagang - Bahan dan aditif (diurutkan berdasarkan kepentingannya).
• Berat bersih (satuan metrik) - Informasi gizi.
• Asal dan nama lemak atau minyak, jika ada – Negara asal.
• Nama dan alamat produsen - Tanggal produksi dan kedaluwarsa pada label asli kemasan dan wadah, tidak ada stiker tambahan yang diperbolehkan.
• Petunjuk penyimpanan, transportasi dan persiapan khusus, jika ada - Daging dan produk daging harus mencantumkan indikasi bahwa telah diproduksi sesuai dengan aturan Islam.

Selain itu, sejak awal tahun 2016, pelabelan lampu lalu lintas gizi (nutritional traffic light) pada kemasan makanan adalah wajib untuk semua makanan baik impor maupun domestik, kecuali untuk produk yang tidak diproses atau diformulasikan secara kimia, seperti sayuran, rempah-rempah, cuka, jus lemon, teh, infus, kopi, madu, kurma, tepung dan barberry.

Nama produk dan ukuran porsi Energi Gula Lemak Garam Asam Lemak Trans

Sistem lampu lalu lintas nutrisi dirancang dengan menggunakan tiga warna yaitu hijau, oranye dan merah. Masing-masing menunjukkan bahan tingkat rendah, sedang dan tinggi. Perhitungan jumlah dan penetapan warna untuk setiap makanan didasarkan pada jumlah per 100 g makanan padat, 100 mL makanan cair atau ukuran porsi.

Sumber : artikel penelitian berikut ini.

3.2 Pengemasan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pengemasan produk (makanan dan pertanian) sebagai berikut:

• Semua paket harus menunjukkan berat kotor dalam kilogram atau metrik ton
• Secara umum, semua “marks” pada consiment harus menyertakan informasi penerima dan pelabuhan. Tanda dapat terbaca jelas untuk mempermudah saat kedatangan condigenment(pengiriman).
• Semua barang yang dikirim ke Iran harus dikemas secara memadai untuk melindungi dari penanganan yang kasar, panas yang ekstrem, dan pencurian. Wadah perlu kedap air.

Sumber: General Requirements and Standards for Food and Agriculural imports to Iran.

3.3 Sertifikat Inspeksi.

Berdasarkan List of Goods with technical specifications and special conditions, produk minyak nabati atau hewani (edible oils) yang diimpor harus melampirkan COI (Certificate of Inspection) dari negara asal untuk uji antioksidan. Sedangkan untuk impor minyak zaitun hanya diperbolehkan jika memenuhi standar nasional Iran no. 1446.

3.4 Kandungan Lemak.

Menurut artikel “National food policies in the Islamic Republic of Iran” persentase maksimum yang diizinkan lemak trans dan lemak jenuh pada minyak nabati (edible oils) ditetapkan masing-masing sebesar 2–5% dan 30–65%. Berikut daftar beberapa persentase lemak trans dan lemak jenuh yang diizinkan dalam produk minyak:

4. Standar.

Selengkapnya dapat di cek di laman ISIRI atau di laman eurolab.

Standar spesifikasi dan persyaratan

Standar Pengujian Minyak Nabati dan Hewani.

5. Lembaga Berwenang.

6. Informasi Lainnya.

• Guidance Iran Trade Regulation

Diterbitkan pada  26 Aug 2022