1. Informasi Umum.
Produk kerajinan dapat berupa dekorasi rumah, tempat untuk menyajikan makanan, barang anyaman atau patung dan lainnya yang menggunakan bahan baku mendong, rotan, kayu atau bahan alami lainnya.
Produk kerajinan tidak mudah masuk ke pasar Jepang, ekportir Indonesia mungkin harus menerapkan strategi untuk memahami standar produk Jepang, seperti:
- Memahami karakteristik pasar Jepang.
- Harus melakukan banyak penelitian tentang selera dan kebutuhan orang Jepang. Penting untuk menyesuaikan produk dengan pasar Jepang, misalnya furnitur harus memiliki desain yang sederhana dan ukuran yang kecil.
- Persiapan dokumen administrasi. Pelaku usaha harus melengkapi persyaratan administrasi ekspor, dokumen izin dan legalitas usaha. Setiap produk memiliki persyaratan administrasi yang berbeda untuk memasuki pasar Jepang. Persyaratan teknis dari pemerintah Jepang juga harus dilengkapi, misalnya informasi barang, bahan baku, standar kualitas produk, kemasan, dan keamanan konsumsi serta hasil lab yang menjelaskan unsur-unsur kimia yang terkandung dalam produk.
- Menjaga kualitas dan kontinuitas. Jika pelaku usaha ingin mengekspor produknya ke pasar Jepang, mereka harus memiliki kualitas produk yang berstandar Jepang. Jika kualitas produk memiliki standar Jepang, hal lain yang menjadi perhatian adalah ketersediaan produk sebagai suatu keharusan. Eksportir Indonesia harus siap untuk mengekspor produk secara terus menerus jika selalu mendapatkan permintaan dari Jepang.
Beberapa produk kerajinan Indonesia populer di pasar Jepang, misalnya tas terbuat dari bahan alami, namun Jepang menetapkan standar yang tinggi misalnya, elegant design dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya, dsb.
Disarankan, eksportir kerajinan/dekorasi rumah Indonesia untuk komunikasi dengan importir Jepang terutama tentang persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan produk ekspor.