Total nilai impor produk karet Kanada tidak stabil selama periode 2006-2016 , ditandai dengan kenaikan pada awal periode tersebut sampai tahun 2012, dan kemudian terus turun sepanjang sisa periode tersebut. Meskipun terdapat ketidakstabilan tersebut, total impor produk karet Kanada masih menunjukkan tren positif secara keseluruhan selama periode tersebut dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (Compound Annual Growth Rate atau “CAGR”) yang sedang sebesar 1,4% per tahun. Total impor produk karet Kanada baru-baru ini bernilai lebih dari US$ 5,7 miliar pada tahun 2016 – suatu kenaikan yang sedang dari US$ 4,9 miliar satu dekade sebelumnya.
Persyaratan wajib.
- TC menerapkan undang-undang (UU), peraturan, standar, dan kebijakan untuk mewujudkan keselamatan di jalan dan jalur kereta api, kelautan, serta udara. Sehubungan dengan keamanan produk karet, TC mengatur keamanan ban di Kanada melalui UU Keselamatan Kendaraan Bermotor dan Peraturan Keselamatan Ban Kendaraan Bermotor.
- CBSA memberlakukan hukum dan peraturan bea cukai serta mengatur tata kelola perbatasan terkait orang dan barang yang masuk ke Kanada. Instansi ini bertanggung jawab melaksanakan kebijakan dan peraturan mengenai impor barang di berbagai pintu masuk ke negara itu. CBSA juga memberikan informasi mengenai proses impor barang komersial ke Kanada kepada importir di negara itu. Informasi yang diberikan adalah untuk melengkapi persyaratan yang ditetapkan undang-undang, peraturan, dan kerangka acuan yang ada mengenai impor yang diawasi oleh instansi pemerintah terkait di Kanada.
- Health Canada bertugas, antara lain, mengatur barang-barang konsumsi agar dapat digunakan dengan aman oleh semua warga Kanada. Instansi ini mengelola UU Keselamatan Produk Konsumen Kanada (Canada Consumer Product Safety Act atau “CCPSA”), yang berlaku untuk beragam produk konsumen termasuk yang terbuat dari karet.
Peraturan | Nama dan Tautan ke UU/Peraturan/Pedoman | Keterangan |
Keamanan ban kendaraan bermotor | UU Keselamatan Kendaraan Bermotor Peraturan Keselamatan Ban Kendaraan Bermotor |
§ UU Keselamatan Kendaraan Bermotor mengatur pembuatan dan impor "kendaraan bermotor dan peralatan kendaraan bermotor untuk mengurangi risiko kematian, cedera, dan kerusakan pada properti dan lingkungan. Salah satu dari empat peraturan keselamatan kendaraan bermotor yang disusun berdasarkan UU tersebut berkaitan dengan produk karet. Peraturan Keselamatan Ban Kendaraan Bermotor menentukan berbagai persyaratan termasuk mengenai impor ban, registrasi, informasi produsen, dan catatan kepatuhan pada semua standar yang ditentukan. |
Larangan zat beracun yang digunakan dalam produksi karet | Peraturan Larangan Zat Beracun Tertentu Tahun 2012 | § Peraturan tersebut disusun oleh Environment and Climate Change Canada untuk "mencegah potensi risiko bahaya terhadap lingkungan Kanada, dan jika ada, kesehatan manusia dengan melarang pembuatan, penggunaan, penjualan, penawaran untuk penjualan, atau impor 22 zat beracun yang tercantum dalam Lampiran dan produk yang mengandung zat-zat tersebut dengan sejumlah pengecualian terbatas. § Ada dua zat yang berkaitan dengan produk karet yang dilarang oleh Peraturan tersebut: benzenamine N-phenyl dan 2,4,4-trimethylpentene (BNST) serta short-chain chlorinated alkanes (SCCAs). Pembuatan, penggunaan, penjualan, penawaran untuk penjualan, dan impor BNST ke Kanada dilarang, kecuali jika digunakan sebagai tambahan pada karet (kecuali ban). Demikian pula, penggunaan, penjualan, dan penawaran penjualan SCCA – yang digunakan sebagai tambahan pada karet, plastik, cat, dan perekat – dilarang oleh Peraturan tersebut. |
Keamanan mainan yang terbuat dari karet lentur | UU Keamanan Produk Konsumen Kanada (CCPSA) Peraturan Mainan |
§ CCPSA berlaku untuk mainan yang diproduksi, diimpor ke, diiklankan, atau dijual di Kanada. § Ada lima ketentuan utama dari CCPSA, yaitu: (1) larangan umum: barang konsumen yang menimbulkan risiko kesehatan atau keselamatan bagi warga Kanada dilarang diproduksi, diimpor, dijual, atau diiklankan di Kanada; (2) informasi tentang keselamatan produk: produsen atau importir dapat diwajibkan untuk memberikan atau memperoleh informasi keselamatan yang menunjukkan bahwa produknya memenuhi persyaratan CCPSA; (3) kemasan dan pelabelan: informasi palsu, menyesatkan, atau menipu di kemasan, label, atau iklan produk konsumen dilarang oleh CCPSA; (4) pelaporan insiden: industri dan pemasok produk diwajibkan untuk melaporkan pada Health Canada, setiap insiden keselamatan atau cacat produk konsumen yang dapat menyebabkan kematian atau dampak kesehatan yang merugikan; dan (5) menyiapkan dan memelihara dokumen: seperti dipersyaratkan CCPSA, dokumen tertentu harus disusun dan dipelihara agar produk yang tidak aman dapat ditelusuri kembali ke sumbernya. Kewajiban ini berlaku bagi pihak yang memproduksi, mengimpor, mengiklankan, menjual, atau menguji produk konsumen untuk tujuan komersial. § Peraturan Mainan adalah lampiran peraturan CCPSA yang mengatur mainan lembut dan jenis mainan yang dijahit dari kain atau tekstil dan diisi dengan jerami, kacang, kapas, serat sintetis, atau bahan sejenis (plush), termasuk yang terbuat dari karet lunak. Peraturan ini mengharuskan mainan dengan "permukaan atau bagian, atau yang mengandung zat, yang dapat menjadi panas karena penggunaan mainan yang diduga cukup wajar" memenuhi semua persyaratan berlaku untuk panas dan pelabelan yang ditentukan dalam Canadian Standards Association, yaitu Standar C22.2 No.149-1972 Mainan yang Dioperasikan Secara Elektrik. |
Sumber: Transport Canada; Health Canada.
Standar Sukarela
Salah satu cara umum untuk meningkatkan daya saing produk di pasar Kanada adalah agar produsen dan/atau eksportir mengadopsi standar sukarela yang dapat diterima secara global yang menggabungkan kelestarian lingkungan dan praktik produksi yang bertanggung jawab secara sosial. Mengupayakan agar produk memperoleh sertifikasi dapat memberikan manfaat bagi eksportir Indonesia dan importir Kanada karena produknya bisa lebih kompetitif di sebagian segmen pasar Kanada. Namun, skema sertifikasi sukarela yang memberikan verifikasi pihak ketiga khusus untuk produk karet belum dianggap lazim.
Masyarakat internasional baru saja memulai upaya terkait penetapan standar dan sistem sertifikasi untuk keberlanjutan karet. Komoditas ini tidak seperti tanaman berorientasi ekspor lain (misalnya, kopi, kakao, kelapa sawit, lada) yang memiliki riwayat keberlanjutan yang jauh lebih panjang karena, tidak seperti komoditas-komoditas tersebut, karet bukanlah produk yang dapat dikonsumsi. Masalah karet berkisar dari dampak lingkungan perkebunan karet sampai penggunaan petrokimia yang sangat mencemari lingkungan sebagai bahan baku, hingga karet divulkanisasi/bekas yang tidak dapat didaur ulang. Dampak lingkungan karet di Indonesia sangat akut berupa hilangnya hutan alam yang signifikan dan mengakibatkan dampak keanekaragaman hayati dan emisi gas rumah kaca.
Sampai saat ini, ada seperangkat kumpulan standar keberlanjutan sukarela yang khusus disusun untuk karet, yaitu Sustainable Natural Rubber Initiative (SNR-i). Cara lain untuk mengupayakan agar produk karet alam dapat bersertifikasi adalah dengan mengadopsi standar keberlanjutan sukarela untuk pertanian dan kehutanan, yang melimpah dalam hal pilihan dan lebih dikenal luas jika dibanding standar yang khusus terkait perkebunan karet. Beberapa skema sertifikasi yang berlaku untuk sektor pertanian dan kehutanan yang lebih luas adalah Forest Stewardship Council (FSC), Sustainable Forestry Initiative (SFI), dan Sustainable Agriculture Network (SAN). Beberapa standar terkait kesetaraan gender dalam sertifikasi ini mencakup kesetaraan upah untuk pekerjaan dengan nilai yang sama, pengakuan terhadap kontribusi perempuan pada produksi karet, kesehatan dan keselamatan kerja, dan beban ganda perempuan.
Di bawah ini terdapat beberapa langkah sukarela yang terkait proses produksi dan pengelolaan yang berkelanjutan serta kinerja sosial yang dapat diterapkan pada sektor pertanian dan kehutanan, termasuk karet:
- Sustainable Natural Rubber Initiative (SNR-i)—SNR-i adalah standar keberlanjutan sukarela pertama untuk karet. Standar ini dibuat berdasarkan kerangka International Rubber Study Group (IRSG), yang terdiri dari pemerintah negara-negara penghasil dan pengonsumsi karet. Melalui Kelompok Kerja Karet Alam Berkelanjutan, SNR-i menyusun standar keberlanjutan sukarela yang dapat diterapkan pada industri karet alam.Standar yang dikembangkan ditafsirkan menjadi lima kriteria, dengan masing-masing kriteria terkait indikator spesifik. Kelima kriteria tersebut adalah: (1) mendukung peningkatan produktivitas, (2) meningkatkan kualitas karet alam, (3) mendukung kelestarian hutan, (4) pengelolaan air, dan (5) menghormati hak asasi manusia dan ketenagakerjaan.Tidak seperti kebanyakan skema sertifikasi sukarela yang dikembangkan organisasi lain, sistem yang dikembangkan oleh SNR-i memungkinkan pihak yang berkepentingan untuk secara sukarela mengadopsi standar tersebut melalui sertifikasi sendiri.
- Forest Stewardship Council (FSC)—FSC adalah skema sertifikasi hutan terkenal di dunia yang mendorong praktik pengelolaan hutan yang ramah lingkungan dan bermanfaat secara sosial. Hasil hutan, seperti kayu dan kertas, yang memiliki sertifikasi ini menunjukkan bahwa mereka bersumber dari "hutan yang dikelola secara bertanggung jawab" serta memenuhi standar lingkungan dan sosial ketat yang ditetapkan oleh FSC. FSC memiliki dokumen panduan untuk mendorong kesetaraan gender dalam standar kehutanan internasional.
- Sustainable Forestry Initiative (SFI)— Ada tiga standar keberlanjutan yang didorong oleh SFI, yaitu mengenai pengelolaan kehutanan, pengadaan serat, dan rantai pengaman. Sertifikasi SFI juga menunjukkan bahwa kegiatan yang dilakukan di hutan yang bersertifikat SFI menjaga hak pekerja laki-laki maupun perempuan sesuai konvensi inti Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization atau “ILO”).
- Sustainable Agriculture Network (SAN) Standard—SAN menyusun standar global yang mencerminkan keberlanjutan lingkungan dan sosial dalam produksi pertanian. Beberapa prinsip standar keberlanjutan SAN meliputi pengelolaan tanaman terpadu, pengelolaan limbah terpadu, perlindungan satwa liar, konservasi ekosistem, konservasi tanah, kesehatan kerja, hubungan masyarakat, dan kondisi kerja.
- Program untuk Endorsement of Forest Certification (PEFC)—Sertifikasi ini berlaku di seluruh rantai pasok hutan yang menjamin bahwa standar ekologi, sosial, dan etika diberi perhatian tertinggi dalam pengelolaan hutan untuk keberlanjutan dan menghasilkan hasil hutan kayu maupun bukan kayu. Beberapa negara seperti Inggris, Jepang, dan Jerman telah mengadopsi skema sertifikasi ini sebagai standar untuk kebijakan pengadaan kayu publik dan swasta. .
- International Sustainability and Carbon Certification (ISCC)—Skema sertifikasi ini memberikan kepastian tentang keberlanjutan produk (termasuk keberlanjutan sosial) dan memungkinkan ketertelusuran di seluruh rantai pasok global. Skema ini dapat diterapkan pada berbagai produk biomassa, termasuk makanan, pakan ternak, dan bahan bakar nabati. ISCC mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasok biomassa dan para ahli dari organisasi lingkungan dan sosial.
- Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP)—Ini adalah sistem manajemen risiko yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan bahaya yang berkaitan dengan keselamatan makanan di seluruh rantai pasok makanan.
- ISO 2230: 2002—Standar internasional ini berlaku untuk produk karet padat dan seluler yang terbuat dari karet mentah kering, lateks, atau sumber lainnya. Standar tersebut menguraikan metode yang dapat diterima untuk "inspeksi, prosedur pencatatan, pengemasan, dan penyimpanan produk, rakitan, dan komponen yang dibuat dari karet divulkanisasi atau termoplastik.
- ISO 7664: 2000—Standar ini memberikan panduan tentang metode penyimpanan karet alam mentah dan karet sintetis mentah yang paling sesuai dalam bentuk bal. Standar ini menyediakan perangkat untuk memastikan bahwa karet alam mentah dan karet sintetis mentah terlindung dari kondisi penyimpanan yang tidak menguntungkan yang dapat mengubah ciri fisik dan/atau kimiawinya.
- ISO 9924-1: 2016—Standar tersebut mencantumkan metode termogravimetri untuk menghitung "kandungan organik total, kandungan carbon black dan abu pada campuran yang divulkanisasi dan tidak diawetkan. Standar ini berlaku untuk lima jenis karet: (1) polyisoprene yang berasal dari karet alam atau sintetis; (2) polybutadiene; (3) kopolimer styrene-butadiene; (4) kopolimer isobutylene-isoprene; dan (5) kopolimer ethylene-propylene dan terpolimer terkait.
- ISO 9924-2: 2016—Standar ini merinci metode termogravimetrik untuk memastikan "jumlah kandungan organik, kandungan carbon black, residu dan abu karbon dalam campuran yang divulkanisasi dan tidak diawetkan mengandung polimer yang membentuk residu karbon pada pirolisis.
- ISO/TR 24699: 2009—Standar ini menyediakan alat untuk meminimalkan "dampak lingkungan yang merugikan" dari pembuatan produk karet sekaligus memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai untuk digunakan.
- ISO 14001: 2015—Standar ini menetapkan persyaratan bagi organisasi yang ingin secara sistematis mengelola tanggung jawab lingkungannya.
- ISO 9001: 2015—Skema sertifikasi ini berfokus pada persyaratan umum untuk sistem manajemen mutu yang harus diterapkan oleh organisasi mana pun yang perlu menunjukkan kemampuannya untuk secara konsisten memberikan produk dan/atau layanan yang memenuhi persyaratan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
Pasar Ceruk
Namun, pasar semacam itu masih sangat kecil untuk produk karet yang diproduksi dengan praktik-praktik yang dapat diterima secarasosial dan yang ramah lingkungan. Bahkan pasar untuk ban mobil bertekanan—produk karet impor Kanada yang nilainya tertinggi sampai saat ini—yang diproduksi dengan menggunakan teknologi “hijau” masih sangat kecil. Salah satu alasannya adalah kurangnya informasi konsumen tentang pilihan ban “hijau”. Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan oleh Leger atas nama Tire and Rubber Association of Canada (TRAC), 88% pengendara di Kanada merasa bahwa mereka memiliki "kewajiban moral untuk melindungi lingkungan dengan memastikan bahwa mobil mereka mengonsumsi bahan bakar seefisien mungkin". Namun, survei tersebut mengungkapkan bahwa 76% konsumen menyatakan bahwa mereka tidak mengenal ban “hijau”. Ban “hijau” atau ramah lingkungan biasanya menilai dampak siklus hidup, mulai dari pengadaan (misalnya bukan dari pembukaan hutan alam) hingga pembuatan (misalnya, terbuat dari bahan baku terbarukan), penggunaan (misalnya, emisi gas rumah kaca rendah karena hambatan yang perlu dikompensasi dengan tenaga mesin untuk mempertahankan kecepatan atau rolling resistance juga rendah), dan akhir masa pakai/pembuangan (misalnya, dapat didaur ulang). Minat konsumen sangat tinggi pada ban yang memiliki rolling resistance rendah (Low Rolling Resistance atau “LRR”) yang diproduksi dengan teknologi yang dapat membantu meminimalkan rolling resistance, memperbaiki aerodinamika, dan meningkatkan penghematan bahan bakar. Meski banyak konsumen belum menyadari sepenuhnya atau mengetahui ban “hijau” dan keuntungan ekonomi yang ditawarkannya , tidak ada indikasi bahwa ban “hijau” akhirnya tidak akan menemukan tempat di pasar. Survei tersebut menunjukkan kebalikannya. Setelah mendapat informasi mengenai manfaat penghematan bahan bakar karena menggunakan ban ”hijau” pada kendaraan mereka, 69% konsumen mengklaim bahwa mereka akan membeli ban “hijau” daripada ban konvensional, walaupun ban “hijau” memakan lebih banyak biaya.
Selain memproduksi ban dengan LLR, perusahaan-perusahaan terbesar di dunia seperti Bridgestone Group, Michelin, Goodyear, dan Continental memiliki program keberlanjutan untuk mengakhiri penggunaan sumber bahan bakar fosil dalam pembuatan ban sintetis dan memproduksi ban yang sepenuhnya berasal dari bahan terbarukan. Perusahaan-perusahaan tersebut juga memiliki lahan percobaan untuk menemukan tanaman yang bisa menggantikan karet alam dari pohon karet (Hevea brasiliensis). Dalam hal daur ulang, Goodyear baru saja mematenkan proses devulkanisasi karet yang secara signifikan meningkatkan daur ulang ban. Proses ini berpotensi memulihkan kembali 80% bahan baku dari ban bekas.
Untuk produk karet lainnya, baik alam maupun sintetis, konsumen mungkin juga tertarik untuk mengetahui kinerja sosial produk, misalnya bahwa tenaga kerja dalam rantai pasok dilindungi oleh hukum nasional dan internasional, bahwa prinsip kesetaraan berlaku, dan bahwa tenaga kerja bersifat sukarela (tidak dipaksa) dan cukup umur (tidak ada pekerja anak). Sertifikasi sukarela seperti FSC, FSI, dan SAN mendorong praktik pertanian berkelanjutan dan memberikan sarana yang dapat diverifikasi untuk mengukur kinerja lingkungan dan sosial (termasuk kesetaraan gender), terutama dalam produksi produk karet alam.
- Penurunan harga karet alam dunia dalam beberapa tahun terakhir akibat kelebihan pasokan ditambah perlambatan industri otomotif di seluruh dunia. Hal itu menyebabkan impor produk karet alam Kanada turun dari total US$ 304 juta pada tahun 2006 menjadi US$ 194 juta pada tahun 2016.
- Turunnya harga minyak mentah—salah satu komponen penting untuk memproduksi karet sintetis—dalam beberapa tahun terakhir yang mengakibatkan jatuhnya harga karet sintetis. Hal tersebut tercermin dari turunnya nilai impor baru-baru ini untuk berbagai jenis karet sintetis yang masuk ke Kanada, terutama setelah tahun 2012.
Indonesia—pemasok produk karet terbesar keempat ke Kanada—memiliki tiga produk karet terkemuka yang diekspor ke pasar Kanada: TSNR (HS 400122), karet alam selain lateks/smoked sheets/TSNR (HS 400129), dan ban bertekanan untuk kendaraan bermotor (HS 401110). TSNR adalah produk karet dengan nilai tertinggi dalam impor Kanada dari Indonesia dengan nilai mencapai lebih dari US$ 68 juta pada tahun 2016. TSNR menjadi komoditas yang semakin penting dalam ekspor produk karet Indonesia ke Kanada. Produk ini menyumbangkan lebih dari setengah total impor produk karet Kanada dari Indonesia pada tahun 2016—meningkat dari sekitar sepertiga pada tahun 2006. Ban bertekanan untuk kendaraan bermotor merupakan komoditas lain yang menjadi produk unggulan bagi ekspor produk karet ke Kanada. Komoditas ini menyumbangkan 13,6% (senilai hampir US$ 18 juta) dari total impor produk karet Kanada dari Indonesia pada tahun 2016, meningkat dari 1,6% (senilai US$ 2,5 juta) pada satu dekade sebelumnya. Di saat dua produk karet terkemuka tersebut menjadi lebih penting dalam ekspor Indonesia ke Kanada, karet alam selain lateks/smoked sheets/TSNR justru mengalami yang sebaliknya. Pangsa pasar jenis karet yang disebut terakhir ini menurun dari 39% pada 2006 menjadi 21,6% di tahun 2016 dalam impor produk karet dari Indonesia. Produk ini bukan saja kehilangan nilai penting dalam ekspor Indonesia ke Kanada, tetapi juga secara umum menghadapi penurunan permintaan di pasar Kanada. Ada juga produk karet dari Indonesia dengan pangsa pasar yang lebih kecil dalam impor Kanada yang menjadi lebih penting untuk ekspor Indonesia ke Kanada antara tahun 2006 dan 2016. Produk ini antara lain ban bertekanan untuk bus dan lori (HS 401120); sarung tangan, mitten dan mitt nonbedah (HS 401519); dan ban bertekanan untuk sepeda motor (HS 401140).
Dari perspektif jenis produk karet yang diimpor ke Kanada, ada dua jenis yang mendominasi impor Kanada dari dunia: ban bertekanan dari karet untuk kendaraan bermotor (HS 401110) serta untuk bus dan lori (HS 401120). Masing-masing menyumbangkan 25,6% (HS 40110) dan 14,7% (HS 401120) untuk impor produk karet Kanada pada tahun 2016—naik dari masing-masing 23% dan 12,8% pada tahun 2006. CAGR masing-masing produk tersebut dalam impor Kanada serupa—dengan ban bertekanan untuk kendaraan bermotor tumbuh 2,8% per tahun, sementara ban bertekanan untuk bus dan lori tumbuh 3,1% per tahun dalam periode 2006-2016.
Impor ban bertekanan untuk kendaraan bermotor di Kanada bernilai lebih dari US$ 1,4 miliar pada tahun 2016, naik dari US$ 1,1 miliar pada tahun 2006. AS merupakan pemasok terkemuka produk ini ke Kanada antara tahum 2006 dan 2016. Namun, pangsanya dalam impor Kanada untuk produk ini dan nilai impor Kanada dari AS turun dari 63,4% (senilai US$ 714 juta) pada tahun 2006 menjadi 38,8% (senilai US$ 575 juta) satu dekade kemudian. Melemahnya kehadiran AS di pasar Kanada untuk produk ini membuka kesempatan bagi para pesaingnya untuk meningkatkan kehadiran mereka di pasar. Pesaing terbesarnya, Tiongkok, membuat lompatan besar dalam ekspor ban bertekanan untuk kendaraan bermotor ke Kanada, khususnya antara tahun 2009 dan 2016. Pangsa Tiongkok untuk produk ini dalam impor Kanada melonjak dari 4,8% pada tahun 2006 menjadi 11,8% satu dekade kemudian, dengan mengambil alih posisi Jepang sebagai pemasok terbesar kedua produk tersebut ke Kanada sejak 2009. Pesaing AS yang lebih kecil (Korea Selatan, Thailand, Rusia, Filipina, Meksiko, Polandia, Perancis, Kosta Rika, dan Indonesia) juga berhasil menambah pangsa ekspornya. Thailand membukukan peningkatan tertinggi, dari pangsa yang kurang signifikan pada tahun 2006 (yaitu 0,1% atau senilai US$ 1,7 juta) menjadi pemasok terbesar kelima di Kanada pada tahun 2016 (dengan pangsa 3,4% atau senilai US$ 51 juta). Indonesia juga merupakan salah satu pemasok produk ini ke Kanada yang juga berhasil meningkatkan kehadirannya di pasar. Meskipun kenaikan pangsanya di pasar Kanada sangat rendah (dari 0,2% menjadi 1,2%) pada periode 2006-2016, kenaikan nilai impornya lebih terlihat, yaitu dari US$ 2,5 juta menjadi US$ 17,9 juta sepanjang dekade tersebut.
Ban bertekanan untuk bus dan lori (HS 401120) adalah produk karet bernilai tertinggi kedua di Kanada selama periode 2006-2016. Impor Kanada untuk produk tersebut mencapai sekitar US$ 852 juta pada 2016, naik dari US$ 628 juta yang tercatat pada tahun 2006. AS juga merupakan pemasok utama produk ini ke Kanada, menyumbangkan sekitar separuh dari total impor Kanada untuk kategori ban bertekanan untuk bus dan lori pada tahun 2016. Kinerja AS di pasar Kanada untuk produk ini melemah dalam periode sepuluh tahun, mengikuti kinerjanya di pasar ban bertekanan untuk kendaraan bermotor. Namun, penurunan pangsa AS dalam kategori ban bertekanan untuk bus dan lori relatif sedang—dari 58,1% (2006) menjadi 51,4% (2016).Tiongkok juga munc ul sebagai pemasok terbesar kedua dalam kategori ban bertekanan untuk bus dan lori, mengambil alih posisi ini dari Jepang sejak tahun 2010. Tiongkok menyumbangkan sekitar 18% dari impor Kanada untuk produk ini pada tahun 2016, naik dari 11% pada tahun 2006 atau bernilai US$ 154 juta, naik dari US$ 70 juta sepanjang periode tersebut. Pemasok lain dengan pangsa yang jauh lebih kecil dibanding Tiongkok juga diuntungkan oleh penurunan pangsa AS di pasar Kanada. Prancis, Rusia, Jerman, Meksiko, dan Thailand adalah negara-negara yang mencatat peningkatan pangsa pasar. Indonesia sendiri tidak memperlihatkan kinerja yang menjanjikan di pasar Kanada dalam kategori ban bertekanan untuk bus dan lori. Meskipun nilai impor Kanada untuk produk ini dari Indonesia tumbuh dari US$ 129 ribu menjadi US$ 4 juta antara tahun 2006 dan 2016, kenaikan tersebut tidak cukup signifikan untuk mengubah pangsa pasarnya dalam total impor Kanada untuk produk ini.